Rabu, 22 Mei 2013

Dialog Diri

Selamat siang, aku mengerti kesedihan yang tengah kau rasakan. Aku pernah merayakan kebahgiaan yang sedang kau rasakan. Aku pernah merasakan kebimbangan dan kegelisahan seperti yang saat ini sedang kuhadapi. Sepertimu, aku juga muak pada rutinitas yang menindas, kebohongan, pengkhianatan, atau kepura-puraan yang mengatakan “segalanya baik-baik saja” saat segalanya tak sedang baik-baik saja. Dan kita sama-sama menyukai kebebasan, angin lembut sore hari yang menerpa wajah kita yang lembab atau suara tawa masa kecil kita yang selalu bebas dan berbahagia. Sebab aku adalah kamu, dalam hidup dan kenyataan yang berbeda.

Aku mohon maaf jika tulisan ini akan menahanmu beberapa saat. Aku ingin bertemu kehatimu, duduk bersama dan memulai sebuah percakapan kecil yang barang kali tak biasa. Tetntu saja ada beberapa orang yang tidak menyukai percakapan ini, kebersamaan dan keakraban kita, tetapi kita tak perlu terus-menerus peduli pada perasaan dan pikiran orang lain kan??? Maka aku akan tetap duduk disampingmu untuk mengatakan sesuatu yang sebenarnya sudah sejak lama ingin kusampaikan.

Aku tidak datang untuk mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja, tetapi untuk memintamu sejenak mengabaikan hal-hal yang belakangan ini barangkali membuat pikiranmu jadi berat. Berhentilah berpikit bahwa segalanya mesti berjalan baik-baik saja dan sempurna dan tanpa kesalahan. Sebab kita memang diberi ruang dan kesempatan untuk membuat segalanya tidak baik-baik saja, kan?? Dan bersyukurlah jika segalanya berjalan tidak sebagaimana mestinya, sebab itu artinya kita diberi kesempatan lain untuk memperbaikinya.

Jika semuanya berjalan baik-baik saja. Beristirahatlah sejenak, lihatlah sampai segala urusan kembali pada takdir utamanya untuk menjadi berantakan. Jika saat itu tiba kembalilah bekerja. Kita semua diciptakan untuk menyelesaikan persoalan. Maka lakukan. Kapanpun kau merasa tak punya masalah, kau akan segera menemukannya. Kapanpun kau merasa bahwa kau bisa hidup dengan masalah, kau akan jadi manusia bahagia yang selalu bisa menyelesaikannya.

Nikmatilah semuanya, peganglah tangan orang yang kamu sayangi, peluklah orang yang kamu sayangi, relakan kepergian orang yang kamu cintai. Jatuhlah pada cinta dan bangunlah sebagai manusia yang berjalan diatas keyakinan sendiri. Berlututlah pada keagungan. Bentangkanlah sayap saat seorang menjatuhkan dari ketinggian, terbanglah seperti burng yang mencintai angin. Jadilah air hujan yang membawa kehidupan baru bagi tanah-tanah yang kering. Jadilah matahari yang berani terbit dan siap untuk tenggelam. Jadilah dirimu sendiri. Kita bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa sampai kita mewakili pikiran dan perasan kita sendiri.

Sampai di sini, kau tak lagi melihatku duduk  di sampingmu, diruang hatimu. Aku telah meghilang dalam kata-kata. Tak memiliki nama. Tak memiliki suara. Kini hanya dirimu, hanya dirimu... hanya dirimu yang bisa mengubah hidupmu sendiri!!!

Aku selalu mendoakanmua :
Semoga kau selalu berbahagia dan dilingkupi keberkahan!!!

Sumber :
Fahd Djibran-Perjalanan Rasa (Dialog Diri)
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar